Thursday 15 November 2012

GOD'S DESCRIPTION


The LORD, the LORD GOD merciful and gracious (Exodus 34:6)

The prayers of young children show us what they think of God. Here are two I read recently:
“Dear God, what does it mean that You are a ‘jealous’ God? I thought You had everything.”
“I didn’t think orange went with purple until I saw the sunset You made on Tuesday. That was cool.”
These children are right to think of God as the owner and creator of everything, the One who can paint beautiful sunsets. But how does God describe Himself?
Moses needed an answer to that question when he was about to lead the Israelites into the wilderness. He wanted to be assured of God’s presence and leading, so he asked Him to reveal Himself (Ex. 33:13,18). In response, God came down in a cloud and said: “TheLord, the Lord God, merciful and gracious, longsuffering, and abounding in goodness and truth, . . . by no means clearing the guilty” (34:5-7). He is good; He is just.
We too can know this God and be assured of His presence. He has revealed Himself in His creation and in His Word. As we ask Him to make Himself known to us, we’ll learn that He is even more than the owner and creator of everything!
Sing praise to God who reigns above,
The God of all creation,
The God of power, the God of love,
The God of our salvation. —Schutz
In a world of superlatives, God is the greatest.
(from odb)

ALLAH YANG DISEBUT BAPA


Matius 7:7-11Bapamu yang di surga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya. (Matius 7:11b)
Saya agak gemas ketika tawaran saya untuk membelikan sesuatu ditolak oleh anak teman saya. “Tanya papa dulu,” katanya. Belakangan teman saya menjelaskan, “Memang aku ajarin anak-anakku supaya sekali-kali tidak minta sama orang lain. Kalau ada kebutuhan, mereka harus belajar minta sama aku. Memang tidak semua permintaan mereka langsung aku kabulkan, tetapi mereka tahu kalau tidak diberi itu pasti ada alasannya. Papa tahu yang terbaik buat mereka. Mereka harus minta sama papa, bukan orang lain.”

Kisah teman saya dengan anaknya mengingatkan saya pada suatu hal yang luar biasa tentang Allah. Yesus menyebut Allah sebagai Bapa kita di surga (ayat 11). Bapa yang senang mendengarkan permintaan anak-anak-Nya, memberikan apa yang baik bagi mereka. Meski para ayah di dunia terbatas, gambaran ini menolong kita mengenal Pribadi Allah. Berbeda dengan para ayah di dunia, Bapa kita di surga punya segala kemampuan untuk mengabulkan permintaan kita. Dia tahu apa yang terbaik dan kapan waktu terbaik untuk memberikannya. Seorang ayah tentu tidak akan memberikan sesuatu yang belum siap diterima anaknya, atau yang bisa membahayakan dirinya. Dan lebih dari para ayah di dunia, Bapa di surga ingin anak-anak- Nya menunjukkan kepercayaan dan pengharapan mereka dengan meminta kepada-Nya, bukan kepada yang lain.

Berapa sering kita sungguh-sungguh berharap dan bertekun dalam doa? Mungkin lebih sering kita berpikir, “AhTuhan sudah tahu, mengapa harus berdoa?” Kebenaran ini sederhana, tetapi sering terlupakan: Allah adalah Bapa yang senang mendengarkan dan memberikan yang baik bagi anak-anak-Nya.—ELS 
BAPA SENANG KETIKA ANAK-ANAK-NYA BERGANTUNG KEPADA-NYA.
MEMBERIKAN YANG TERBAIK ADALAHKEAHLIANNYA

Thursday 1 November 2012

DIBANGUNKAN


1 Petrus 5:8 "sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si iblis berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-ngaum dan mencari orang yang dapat ditelannya"
Suatu pagi di musim gugur, ketika hari masih gelap dan saya sedang mengendarai mobil menuju ke tempat kerja, saya dikejutkan oleh sekelebat bayangan berwarna cokelat yang terkena terpaan sinar lampu depan mobil saya, diikuti dengan suara sesuatu tertabrak di bagian depan mobil saya. Saya telah menabrak seekor rusa dengan kecepatan 110 kilometer per jam! Itu hanya serempetan kecil, dan mobil saya (dan sepengamatan saya, juga rusa itu) tidak apa-apa. Namun, saya sungguh merasa terkejut. Saya berkendara dengan cara yang sudah biasa saya lakukan karena saya sudah mengenal arah jalan menuju ke kantor, tetapi perasaan terguncang karena kejadian tersebut benar-benar membangunkan saya. Kini saya sepenuhnya tersadar dan berusaha menenangkan jantung saya yang berdetak kencang. Sungguh suatu cara membangunkan yang paling tidak menyenangkan yang pernah saya alami.
Petrus membangunkan kita dengan cara yang berbeda—cara yang tidak menyenangkan, tetapi sangat diperlukan. Petrus memperingatkan bahwa kita terlibat dalam peperangan rohani melawan musuh yang kuat. Ia mengingatkan, “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya” (1 Ptr. 5:8). Peringatan ini membangunkan kita, membuat kita melihat bahaya yang ada dan bersiap siaga untuk menghadapi serangannya!
Hanya ketika menyadari adanya bahaya yang menghadang kita setiap hari, maka kita akan dengan sadar mencari pertolongan yang dibutuhkan. Hanya jika kita waspada, kita akan bersandar kepada kekuatan dari Tuhan yang lebih besar dari musuh rohani kita. —WEC
Meski kejahatan ada di sekitar kita,
Kita tak perlu takut akan dikalahkan;
Karena saat Allah berperang bagi kita,
Semua musuh pun mundur. —Sper
Hidup orang Kristen adalah suatu medan pertempuran.

(dipetik dari rbc)