Wednesday 10 October 2012

PANIK ATAU BERDOA


2 Tawarikh 14:1-11
Tolonglah kami ya Tuhan, Allah kami kerana kepada-Mulah kami bersandar dan dengan namaMu kami maju melawan pasukan yang besar jumlahnya ini. - 2 Tawarikh 14:11
Seorang wanita berusia 85 tahun yang tinggal seorang diri di suatu biara terjebak dalam sebuah lift selama 3 hari dan 4 malam. Untungnya, ia memiliki sekendi air, beberapa batang seledri, dan beberapa butir permen obat batuk. Setelah gagal dalam usahanya untuk membuka pintu lift dan mendapatkan sinyal telepon, ia memutuskan untuk datang kepada Allah dan berdoa. “Pilihannya: bersikap panik atau berdoa,” katanya kemudian kepada CNN. Dalam kesulitannya, wanita tersebut mengandalkan Allah dan menunggu sampai ia diselamatkan.
Asa juga menghadapi pilihan untuk bersikap panik atau berdoa (2 Taw. 14). Ia diserang oleh pasukan Etiopia sebanyak satu juta orang. Namun dalam menghadapi musuh yang berkuatan besar tersebut, Asa tidak mengandalkan strategi militer atau bersembunyi ketakutan, melainkan ia datang kepada Tuhan dalam doa yang mendesak. Dengan doanya yang penuh kesungguhan dan penyerahan diri, Asa mengakui ketergantungan totalnya kepada Tuhan, meminta pertolongan, dan memohon supaya Tuhan membela nama-Nya sendiri: “Tolonglah kami ya Tuhan, Allah kami, karena kepada-Mulah kami bersandar dan dengan nama-Mu kami maju melawan pasukan yang besar jumlahnya ini” (ay.11). Tuhan menjawab doa Asa, dan ia pun memenangi pertempuran melawan tentara Etiopia itu.
Ketika kita diperhadapkan pada situasi yang sulit, sumber daya yang terbatas, segunung masalah, atau jalan buntu, janganlah panik. Sebaliknya, datanglah kepada Allah yang berjuang dan memberikan kemenangan untuk umat-Nya. —MLW
Tuhan, dalam kesulitan, kecemasan, dan ketakutanku,
ajarku untuk bersandar dan mendekat kepada-Mu. Pada saat itulah
aku tahu aku akan mampu berdiri teguh oleh kuasa-Mu dan
aku takkan mengandalkan kekuatanku sendiri.
Doa menjembatani antara sikap panik dan damai sejahtera.

No comments:

Post a Comment