Wednesday 31 October 2012

MERASA DITINGGALKAN?


"Orang yang mencari Tuhan akan memuji-muji Dia, biarlah hatimu hidup untuk selamanya" - Mazmur 22:27
Tahukah Anda, mazmur mana yang paling sering dikutip dalam Perjanjian Baru? Mungkin tebakan Anda adalah Mazmur 23 yang paling favorit dan terkenal, tetapi sebenarnya yang paling sering dikutip adalah Mazmur 22. Mazmur ini diawali dengan perkataan Daud yang emosional dan menyedihkan, yang dikutip Yesus ketika tergantung di kayu salib, “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Mat. 27:46; Mrk. 15:34).
Bayangkan situasi yang telah dialami Daud yang menyebabkannya sampai berseru kepada Allah dengan cara seperti itu. Perhatikan bagaimana ia merasa ditinggalkan dan dicampakkan: “Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku” (Mzm. 22:2). Ia juga merasa diabaikan: “Allahku, aku berseru-seru pada waktu siang, tetapi Engkau tidak menjawab” (ay.3).
Apakah Anda pernah mengalami situasi yang sama seperti yang dialami Daud? Apakah Anda pernah menatap ke langit dan bertanya-tanya mengapa sepertinya Allah telah meninggalkan atau mengabaikan Anda? Itulah yang dirasakan Daud. Namun untuk setiap tangisan sedih yang diungkapkan Daud, tersebut sifat Allah yang telah menyelamatkannya dari keputusasaan. Ketika Daud mengalaminya, ia menyadari bahwa Allah itu kudus (ay.4), dapat dipercaya (ay.5-6), penolong dan penyelamat (ay.9, 21-22), dan kuat (ay.20).
Apakah Anda merasa ditinggalkan? Carilah Tuhan. Pelajari karakter-Nya. Dan “biarlah hatimu hidup untuk selamanya!” (ay.27). —JDB
Tuhan, terkadang aku merasa seolah Kau tak mempedulikan hidupku.
Ketika aku mengalami perasaan itu, tolong ingatkan aku tentang
sifat-Mu seperti yang Kau lakukan kepada Daud. Tolong aku untuk
bersandar kepada-Mu lagi dan tahu bahwa Kau menyertaiku.
Sekalipun kita tidak merasakan kehadiran Allah, kasih pemeliharaan-Nya ada terus bersama kita.

SOMETHING TO HIDE


I said, “I will confess my transgressions to the Lord,” and You forgave the iniquity of my sin-Psalm 32:5
If you have something to hide, Mike Slattery may have the solution. Several years ago, a cell-phone company wanted to erect an antenna on his property and disguise it as a pine tree. Mike had a better idea and built a fake barn with vinyl panels that allow the radio waves to pass through them. He developed that concept into a company that builds structures to hide antennas for aesthetic and security reasons. Slattery is convinced that many of his neighbors still have no idea what’s inside his barn (The Gazette, Colorado Springs).
Most of us are trying to keep something out of sight. It may be as harmless as clutter in a basement or as toxic as the moral and spiritual failings we try to hide from others, ourselves, and even from God.
In Psalm 32, David described the futility of trying to conceal his sin (vv.3-4) and the relief of opening his soul to the Lord: “I acknowledged my sin to You, and my iniquity I have not hidden. I said, ‘I will confess my transgressions to the Lord,’ and You forgave the iniquity of my sin” (v.5).
Confessing our sins to God and forsaking them brings a sense of freedom to our souls and the awareness that we have nothing to hide.
Lord Jesus, help me come to You
When I would rather run and hide
My sinfulness and foolish ways;
Forgive and make me clean inside. —Sper
Whenever we’re ready to uncover our sins,
God is ready to cover them.
(taken from the dailybread)


LEBIH DARI SEKADAR RASA


Matius 26:1-13
Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata, “Mengapa kamu menyusahkan perempuan ini? Ia telah melakukan suatu perbuatan yang baik pada-Ku. (Matius 26:10)
Meski berat, momen perpisahan sering merupakan saat-saat menikmati hujan kasih. Saya masih menyimpan sejumlah kenang-kenangan yang diberikan ketika saya selesai kuliah dan akan pulang ke kota asal. Tidak semuanya berguna, tetapi tiap benda mengingatkan saya pada mereka yang meluangkan waktu, uang, dan tenaga demi menunjukkan kasih kepada saya.

Saya pikir orang yang mengurapi Yesus menjelang penyaliban pastilah sangat mengasihi Yesus. Sebab itu, Yesus sangat menghargai tindakannya (ayat 10). Menuangkan minyak wangi menunjukkan penghormatan yang besar dalam budaya zaman itu, apalagi minyak yang mahal harganya. Menurut catatan Injil Yohanes, ia adalah Maria, saudara Lazarus yang pernah dibangkitkan Yesus. Mungkin sekali Maria telah mendengar bahwa Yesus akan disalibkan dan ia tak tahan menunjukkan kasih dan penghormatannya kepada Sang Mesias selagi masih punya kesempatan. Menurut catatan Matius, Yesus telah empat kali memberitahukan tentang kematian-Nya kepada para murid. Namun, mereka tidak memercayai-Nya (lihat pasal 16:22), bahkan gusar melihat tindakan Maria yang mereka anggap berlebihan (ayat 8).

Tindakan Maria mengingatkan kita bahwa kasih adalah sesuatu yang “aktif”, bukan sekadar perasaan yang kita harap bisa meluap sewaktu-waktu. Perintah pertama dan utama yang diberikan Yesus adalah “Kasihilah Tuhan, Allahmu, ....” Kasihilah, sebuah kata kerja. Ketika kita mengasihi Allah, kita memercayai dan menaati-Nya (lihat Yohanes 14:15). Tak mengapa jika tidak dihargai orang. Kita melakukannya semata-mata karena hendak menunjukkan kasih dan penghormatan tertinggi bagi-Nya.—MEL 
MENGASIHI ALLAH BERARTI KITA MEMERCAYAI-NYA
DAN MENGAMBIL LANGKAH NYATA UNTUK MENANGGAPI-NYA

(dari renunganharian)

Monday 29 October 2012

AMANAT AGUNG


Matius 28:16-20Karena itu, pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. (Matius 28:19-20a)
Ucapan Yesus di akhir pelayanan-Nya di bumi tentulah sangat penting. Dia bisa memilih mengatakan hal lain, tetapi kalimat-kalimat inilah isi hati dan fokus-Nya. Ini bukan sekadar curahan hati, melainkan sebuah amanat dari Pribadi yang berkuasa atas alam semesta. Seberapa sering kita yang mengaku pengikut Yesus telah merenungkan dan melakukannya?

Mari memikirkan amanat ini bersama. Pertama-tama, Yesus menghendaki para murid-Nya untuk pergi, melakukan sesuatu, tidak tinggal diam di zona nyaman. Mereka harus mengambil inisiatif, berusaha sedemikian rupa, agar orang lain juga dapat menjadi murid Yesus seperti mereka. Caranya? Dengan membaptis danmengajar. Dengan dibaptis, seseorang memutuskan untuk meninggalkan cara hidup yang lama dan menggantungkan diri sepenuhnya pada anugerah Allah. Dengan diajar, ia belajar untuk mencerminkan pengajaran dan kehidupan Kristus, yang kini menjadi Tuhan dan Juru Selamatnya. Orang dengan kualitas murid ini harus dihasilkan di semua bangsa, atau lebih tepatnya, semua suku bangsa. Ketika diajar melakukan segala perintah Kristus, artinya para murid baru ini juga harus mengulangi proses yang sama: pergi, menjadikan murid dengan membaptis dan mengajarkan semua perintah Kristus.

Amanat Yesus menegaskan apa yang Dia kehendaki dari para murid-Nya. Kita tidak dipanggil untuk sekadar menjadi jemaat yang aktif dalam persekutuan dan kegiatan sosial. Kita diperintahkan untuk menghasilkan murid dari segala suku bangsa! Mari periksa lagi semua kesibukan kita sebagai seorang kristiani. Adakah kita sedang menaati amanat Yesus?—PBS 
AMANAT TERAKHIR-NYA SEHARUSNYA
MENJADI PERHATIAN KITA YANG TERUTAMA.

(dari renungan harian)

Sunday 28 October 2012

MEMBERI PENGARUH


Matius 9:36 : "Tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka"
Kisah Elizabeth sangatlah menyentuh. Setelah mengalami suatu peristiwa yang sangat memalukan dirinya di Massachusetts, Elizabeth naik bus ke New Jersey untuk menyembunyikan rasa malunya. Karena terisak-isak tanpa terkendali, ia tidak memperhatikan bahwa bus itu telah berhenti di suatu tempat. Ada seorang penumpang pria yang sama sekali tak dikenal Elizabeth telah duduk di belakangnya sepanjang perjalanan. Ketika pria itu akan turun dari bus, tiba-tiba ia berhenti, berbalik, dan berjalan mendekati Elizabeth. Ia melihat air mata Elizabeth lalu memberikan Alkitabnya seraya berkata bahwa mungkin Elizabeth membutuhkan Alkitab itu. Pria itu benar. Elizabeth tidak hanya membutuhkan Alkitab, ia juga memerlukan Kristus yang disebutkan di dalam Alkitab. Sebagai dampak dari tindakan belas kasihan yang sederhana dari seorang asing yang murah hati itu, Elizabeth menerima Kristus sebagai Juruselamatnya.
Yesus adalah teladan kita dalam hal berbelaskasihan. Di Matius 9, kita membaca, “Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala” (ay.36). Tuhan kita tidak hanya memperhatikan derita dan rasa sakit dari orang yang hancur hati, Dia juga menanggapinya dengan menantang pengikut-Nya untuk berdoa kepada Bapa supaya mengirim pekerja untuk menolong mereka yang menderita dan menjawab kebutuhan dunia yang sekarat ini (ay.38).
Dengan Kristus sebagai teladan, kita dapat memiliki hati yang berbelaskasihan bagi orang-orang yang tak bergembala dan terdorong untuk memberikan pengaruh dalam hidup sesama. —WEC
Bapa, buka mataku untuk melihat penderitaan dan pergumulan
orang lain. Lalu buka hatiku untuk menanggapi mereka
sehingga melalui diriku mereka bisa melihat
Engkau dan kasih-Mu. Amin.
Dunia yang putus asa membutuhkan orang-orang Kristen yang peduli.

(dipetik dari renunganharian)

Friday 26 October 2012

TERMASUK WANITA ITU?


Bukankah demikian juga Rahab, pelacur itu, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya? —Yakobus 2:25
Seandainya Anda melihat silsilah keluarga Anda dan menemukan keterangan ini tentang nenek buyut Anda: “Seorang pelacur, ia menyembunyikan musuh dari pemerintah di rumahnya. Ketika ditanya pihak berwenang, ia berdusta tentang hal itu.”
Bagaimana sikap Anda terhadap nenek buyut Anda? Menyembunyikan cerita tentang dirinya dari siapa pun yang bertanya tentang keluarga Anda? Atau sebaliknya menyanjung dan menghargainya sebagai bagian dari legenda kisah keluarga Anda?
Mari berkenalan dengan Rahab. Jika yang kita ketahui mengenai Rahab hanyalah apa yang tertulis dalam Yosua pasal 2, mungkin kita akan memasukkan Rahab dalam kelompok pengkhianat dan pemberi teladan yang buruk dalam Alkitab. Namun kisahnya tidak berhenti di sana. Matius 1:5-6 mengungkapkan bahwa Rahab adalah nenek buyut Raja Daud—dan Rahab masuk dalam silsilah keluarga Juruselamat kita, Yesus. Dan masih ada lagi. Ibrani 11:31 menyebut Rahab sebagai seorang wanita beriman yang diselamatkan dari runtuhnya kota Yerikho (lih. Yos. 6:17). Dalam Yakobus 2:25, tindakan penyelamatan yang dilakukan Rahab disebutkan sebagai bukti dari kebenaran imannya.
Demikian menakjubkannya kasih Allah. Dia dapat memilih orang dengan reputasi yang buruk, mengubah hidup mereka, dan menjadikan mereka sebagai teladan dari kasih dan pengampunan-Nya. Jika Anda merasa terlalu buruk untuk dapat diampuni atau jika Anda mengenal seseorang yang mempunyai perasaan seperti itu, bacalah kisah Rahab dan bersukacitalah. Jika Allah dapat menjadikan Rahab sebagai mercusuar kebenaran, ada pengharapan bagi kita semua. —JDB
Harga penebusan telah dibayar Juruselamat kita
Saat semua dosa kita ditanggung oleh-Nya;
Dia memikul kesalahan dan rasa malu kita
Sehingga kita bisa memuliakan nama-Nya. —D. De Haan
Besar atau kecil dosa-dosa kita, Yesus sanggup mengampuni semuanya.

(dipetik dari renunganharian)

Wednesday 24 October 2012

BIBIT UNGGUL


Matius 4:18-22Yesus berkata kepada mereka, “Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.” (Matius 4:19)
Menjelang tahun ajaran baru banyak sekolah atau perguruan tinggi mengadakan seleksi penerimaan siswa atau mahasiswa baru. Mereka berlomba mencari bibit unggul yang akan dididik selama beberapa waktu. Dalam seleksi tersebut beberapa orang sudah disingkirkan sedari awal karena mereka dianggap tidak memenuhi syarat dan diprediksi tidak akan berhasil. Ini sebuah penghakiman yang muncul dari sikap pesimis akan kemampuan calon peserta didik.

Ketika Tuhan Yesus akan memilih murid tentu Dia memiliki beberapa pertimbangan. Dia memiliki rencana besar atas dunia ini yang akan diteruskan oleh para murid-Nya. Namun anehnya, untuk tugas sepenting itu Dia tidak melangkahkan kaki-Nya ke tempat di mana biasanya para bibit unggul berkumpul. Dia tidak ke “sekolah teologia” setempat untuk mencari beberapa murid terbaik. Dia pergi ke tepi danau dan bertemu dengan beberapa nelayan. Dia menjumpai orang-orang yang sederhana baik dalam hal pendidikan maupun pekerjaan. Dengan optimis Dia memanggil mereka untuk dibentuk seperti yang Dia mau. Dia mengenal potensi yang diberikan Allah di balik kesederhanaan mereka.

Mungkin Anda pesimis karena merasa bukan “bibit unggul”. Tuhan dapat membentuk dan memakai Anda! Mungkin Anda merasa kurang semangat bahkan putus asa apabila diminta menolong atau memimpin orang yang tampaknya kurang memiliki masa depan cerah. Orang-orang yang mungkin sangat sederhana dan rasanya akan lamban untuk bergerak maju. Pandanglah potensi yang diletakkan Allah di balik kesederhanaan itu. Lihatlah bagaimana Dia berkarya ketika kita dengan tekun dan bersungguh hati mengerjakan bagian kita untuk membimbing mereka.—PBS 
SERINGKALI MELALUI ORANG-ORANG YANG SEDERHANA DAN BIASA,
ALLAH MEMILIH UNTUK BEKERJA SECARA LUAR BIASA.

(dipetik dari renunganharian)

Tuesday 23 October 2012

FASIH TETAPI RENDAH HATI


" Ia membimbing orang-roang yang rendah hati menurut hukum dan Ia mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati: - Mazmur 25:9
Saya mengagumi orang-orang yang mampu menyampaikan keyakinannya melalui ucapan dan membujuk orang lain dengan keahlian mereka berbicara. Beberapa orang menyebutnya sebagai “karunia untuk berbicara” atau “cakap berkata-kata”. Yang lain menyebutnya “kefasihan.”
Apolos memiliki karunia tersebut. Dinyatakan kepada kita bahwa Apolos adalah “seorang yang fasih berbicara dan sangat mahir dalam soal-soal Kitab Suci” (Kis. 18:24). Namun, meski mengajar secara akurat tentang Kristus, ia berkhotbah hanya tentang baptisan Yohanes yang merupakan baptisan pertobatan dari dosa (ay.25; 19:4).
Apolos mengetahui tentang pengajaran Yesus, tetapi ia mungkin belum mengetahui tentang kematian dan kebangkitan-Nya, dan bahwa Roh Kudus telah datang (Kis. 2). Pengajaran Apolos tidaklah lengkap karena ia tidak mengetahui tentang kepenuhan Roh Kudus yang menjadi sumber kekuatan setiap hari.
Oleh karena itu, Priskila dan Akwila, sepasang suami-istri sahabat Paulus, mengundang Apolos ke rumah mereka untuk mengoreksi pengajaran Apolos. Meski mengenyam pendidikan tinggi dan memahami seluk-beluk Alkitab, Apolos dengan rendah hati menerima pengajaran dari kedua tuan rumahnya. Sebagai hasilnya, Apolos dapat melanjutkan pelayanannya dengan pemahaman yang baru.
Mazmur 25:9 mengingatkan kita bahwa Allah “membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan Ia mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati.” Jika kita rendah hati, kita dapat diajar Allah dan dipakai untuk menjangkau hidup orang lain. —CHK
Makin serupa Yesus, Tuhanku,
Inilah sungguh kerinduanku;
Makin bersabar, lembut dan merendah,
Makin setia dan rajin bekerja. —Gabriel
(Nyanyikanlah Kidung Baru, No. 138)
Di mana ada kerendahan hati, di situ ada kekuatan.

dipetik dari ourdailybread(indonesian)

Monday 22 October 2012

MENDOAKAN KERINDUANNYA


 Yehezkiel 36:33-38“... Aku menginginkan, supaya kaum Israel meminta daripada- Ku apa yang hendak Kulakukan bagi mereka ...”(Yehezkiel 36:37)
Menjelang akhir bulan Juli 2012, dunia dihebohkan oleh peristiwa berdarah di sebuah bioskop di Amerika. Tiga orang Indonesia ikut menjadi korban. Jaringan doa Hollywood mengirimkan pesan bagi segenap tubuh Kristus untuk berdoa:

“Tuhan terkasih, kami sangat berduka atas kejadian penembakan di Aurora, Colorado, saat pemutaran film The Dark Knight Rises. Kami mohon Tuhan menjamah para korban penembakan dan menyembuhkan mereka. Hiburkanlah segenap keluarga dan sahabat dari mereka yang meninggal dan terluka. Kami percaya Engkau bekerja dalam segala sesuatu, termasuk peristiwa ini, untuk mendatangkan kebaikan bagi semua yang terlibat. Engkau juga dapat menggantikan segala ketakutan dengan damai sejahtera dan kasih-Mu.... Kami berdoa untuk James Holmes, penembak berusia 24 tahun itu. Tuhan, kami tahu betapa besar pengaruh media, dan mohon Tuhan menolong agar masyarakat kami dapat berhikmat dalam memilih tontonan mereka. Kami berdoa agar film-film tidak akan lagi dipakai untuk memperluas pengaruh si jahat, tetapi akan digunakan sebagai sarana untuk membawa manusia mendekat pada-Mu, memberi inspirasi, menunjukkan hal-hal yang baik, indah, dan benar dalam dunia ini....”

Pernahkah kita merasa, untuk apa mendoakan hal-hal yang tidak berkaitan langsung dengan kita? Itu urusannya Tuhan dan orang-orang di sana. Alkitab memberitahu kita, seperti Tuhan ingin bangsa Israel “meminta” pembaruan yang sudah jelas akan dilakukan-Nya bagi negerinya serta bagi bangsa-bangsa lain, demikian juga Tuhan ingin kita terlibat dengan “kerinduan-kerinduan hati-Nya” digenapi dalam segala bidang kehidupan.—LAN 
KERINDUAN TUHAN APA YANG MEWARNAI DOA KITA HARI INI?

(dipetik dari renunganharian)

Sunday 21 October 2012

MEMBERI PERHATIAN


 1 Korintus 12:12-31Kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus, dan terhadap anggota-anggota kita yang kurang layak diperlihatkan, kita berikan perhatian khusus. (1 Korintus 12:23)
Apa yang dapat dilakukan oleh seorang penderita gangguan jiwa? Mungkin banyak yang mengabaikan mereka, karena dianggap tidak berguna. Namun tahukah Anda bahwa William Cowper, pencipta lagu himne terkenal, There Is A Fountain Filled With Blood (Kidung Jemaat No. 35: Tercurah Darah Tuhanku), adalah seorang yang pernah menderita depresi berat? Berkali-kali ia mencoba bunuh diri hingga ia pernah dirawat di rumah sakit jiwa. Di sanalah ia membaca Alkitab dan bertobat. Semasa hidup, Cowper menulis 68 syair lagu rohani, banyak di antaranya masih dinyanyikan gereja hingga hari ini. Salah satu yang memengaruhi pertumbuhannya adalah kasih John Newton, gembala di gerejanya, yang terus memberi dorongan, dan mengajaknya melayani Tuhan.

Apa yang dilakukan Newton merupakan contoh konkret sikap saling menolong dalam tubuh Kristus, seperti yang diilustrasikan Paulus. Tiap anggota tubuh telah ditentukan Allah memiliki fungsi dan tempatnya masing-masing (ayat 18). Tak ada yang dapat berdiri sendiri. Bagian yang tampak paling lemah bahkan punya peran yang sangat penting (ayat 22). Yang tampak tidak elok, justru harus lebih diperhatikan, bukan diabaikan, apalagi disingkirkan. Dengan saling memperhatikan, masalah dalam tubuh dapat dihindari, karena tiap anggota dapat memenuhi fungsinya dengan baik (ayat 25).

Memberi perhatian, mengasihi dan menghormati mereka yang tampaknya lemah; yang kurang terampil dan tidak pandai, merupakan kehendak Kristus bagi anggota-anggota tubuh-Nya. Alangkah indah dan eratnya persekutuan umat percaya jika setiap kita melakukannya. Kita bisa memulainya hari ini.—HEM 
PERSAUDARAAN DI DALAM KRISTUS AKAN MAKIN TANGGUH
JIKA KITA SEDIA MENOLONG SAUDARA YANG LEMAH DAN RAPUH.

(dari renunganharian)

Thursday 18 October 2012

MENGEJAR KELEMAHLEMBUTAN


1 Timotius 6:11-16Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan. (1 Timotius 6:11)
Apa yang terlintas di pikiran Anda mendengar kata lemah lembut? Seorang yang feminin, gemulai dan bersuara halus? George Bethune pada tahun 1839 pernah menulis: “Mungkin tidak ada karunia yang lebih kurang didoakan atau diupayakan daripada karunia kelemahlembutan. Kelemahlembutan lebih dianggap sebagai kecenderungan alami atau sikap lahiriah daripada sebagai kualitas seorang pengikut Kristus. Jarang kita merenungkan bahwa tidak lemah lembut itu berarti dosa.”

Mengejar kelemahlembutan rasanya tidak cocok dengan konteks sebuah “pertandingan iman” dalam pesan Paulus yang kita baca (ayat 12). Apa yang ia maksudkan? Paulus memakai kata “lemah lembut” untuk menggambarkan sikapnya yang meneladani Kristus ketika menegur jemaat Korintus (2 Korintus 10:1-2). Ia menghindari perkataan keras dan kasar, dan sebaliknya berusaha meluruskan pendapat atau tindakan yang keliru dengan sikap yang penuh penghormatan kepada orang lain. Kata ini juga dipakainya untuk menunjukkan bagaimana jemaat harus menolong, bukan merendahkan atau menggosipkan, saudara seiman yang jatuh dalam dosa (Galatia 6:1). Kalau kita perhatikan, nasihat-nasihat Paulus kepada Timotius juga berbicara tentang sikap yang demikian .

Jika orang terdekat Anda ditanya hari ini, akankah mereka mengatakan bahwa Anda adalah orang yang lemah lembut? Tuhan Yesus mengajak kita untuk belajar “lemah lembut” seperti diri- Nya (Matius 11:28). Salah satu buah yang rindu dihasilkan Roh Kudus dalam hidup kita adalah kelemahlembutan. Mari berusaha “mengejar” karunia ini, mohon Tuhan menata perkataan dan perilaku kita seperti Kristus: penuh kelemahlembutan.—ELS 
KELEMAHLEMBUTAN ADALAH KEKUATAN, BUKAN KELEMAHAN.
IA DIHASILKAN OLEH ROH ALLAH YANG KUAT DAN MENGUATKAN.

(dari renunganharian)

Wednesday 17 October 2012

YANG TELAH ALLAH LAKUKAN BAGIKU


Yang Telah Allah Lakukan Bagiku
Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? —Matius 20:15

Saya bertemu seorang pemuda yang begitu yakin bahwa Allah tidak akan mengampuni untuk perbuatan yang dilakukannya. Lalu seorang pria yang lebih tua bersedia membina pemuda itu. Setahun kemudian, saya senang bahwa pemuda itu tidak hanya menerima Yesus sebagai Juruselamatnya, tetapi juga menggali Alkitab dengan penuh semangat. Namun tiga tahun kemudian, ketika berbicara dengan pemuda itu, saya melihat antusiasmenya telah berubah menjadi gerutu: “Aku tak mengerti bagaimana Allah membiarkan orang jahat mengalami kemakmuran, sementara banyak anak-Nya (termasuk dirinya) susah payah berjuang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.” Gerutu telah merenggut sukacita imannya.
Seperti kebanyakan dari kita, pemuda itu telah melupakan betapa dahulu ia sangat membutuhkan anugerah Kristus. Ucapan syukur yang dirasakannya, saat pertama ia menerima Tuhan, sekarang telah sirna. Hal ini mengingatkan kita pada para pekerja di kebun anggur dalam perumpamaan Yesus (Mat. 20:1-16). Perhatian mereka beralih pada apa yang terjadi dan yang diterima orang lain (ay.10-12).
Walaupun Allah tidak berutang apa pun kepada kita, Dia secara cuma-cuma memberi kita keselamatan yang Dia janjikan ketika kita menerima Kristus. Lalu Dia melimpahkan kemurahan hati-Nya dengan mengutus Roh-Nya untuk menolong kita dalam kehidupan ini, sementara kita bersiap-siap untuk mengalami sukacita yang abadi bersama-Nya. Hidup yang seakan tidak adil ini menuntut kita untuk terus mengarahkan pandangan kita kepada-Nya dan firman-Nya—bukan kepada orang lain. —RKK
Tuhan, aku mengaku karena sesekali perhatianku bergeser hingga
lebih memperhatikan orang lain dan apa yang mereka miliki. Ampuni
dan tolong aku untuk berhenti menggerutu. Engkau baik bagiku dan
menyediakan apa yang kubutuhkan. Terima kasih Tuhan. Amin.
Supaya dapat mengalami kepuasan, satu-satunya yang perlu kita tahu adalah: Allah itu baik.

(dari renunganharian)

KEMANA MENCARI DAMAI


 Yohanes 16:25-33Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia. (Yohanes 16:33)
Anda tentu sependapat bahwa damai sejahtera adalah hal yang dirindukan semua orang di dunia. Segala cara ditempuh demi damai diperoleh dalam kehidupan pribadi, keluarga, bahkan antar negara. Sebab itu, konselor tak pernah sepi, diplomat selalu sibuk, dan pasukan perdamaian masih saja dibentuk. Sebagai orang kristiani, seberapa sering Anda mengalami damai sejahtera? Jika damai sejahtera adalah buah Roh Kudus yang diam di dalam kita (Galatia 5:22), bukankah seharusnya kita mengalaminya setiap hari?

Ternyata selain menjanjikan damai sejahtera, Tuhan Yesus juga memastikan bahwa masalah besar akan dialami oleh mereka yang menjadi murid-murid-Nya. Lebih tepatnya, mereka akan “menderita penganiayaan”. Hmm.... Lalu bagaimana mungkin mereka bisa beroleh damai sejahtera? Kepastian berikut diberikan: “Aku [Yesus] telah mengalahkan dunia”. Yesus memegang kuasa tertinggi (Matius 28:18), segala sesuatu diletakkan di bawah kaki- Nya (lihat Efesus 1:22). Sebab itu, tidak ada masalah yang bisa luput dari perhatian-Nya atau terlalu sukar untuk ditangani-Nya.

Yesus tidak mengajar murid-murid-Nya bagaimana cara menghindari atau melarikan diri dari masalah, tetapi bagaimana menghadapi masalah dengan memandang dan berharap kepada-Nya. Usaha manusia hanya dapat meredakan masalah dan memberi “damai” sesaat. Kehadiran Roh Kudus memungkinkan kita memiliki damai sejahtera yang melampaui segala akal, dengan mengarahkan kita kepada Pribadi yang memegang kendali atas segara situasi. Badai masalah takkan dibiarkan-Nya melampaui kekuatan kita, namun justru membentuk kita makin mencerminkan Dia.—ELS 
DAMAI SEJAHTERA DAPAT KITA ALAMI DENGAN KEHADIRAN ROH KUDUS.
DIA AKAN SELALU MEMBAWA KITA KEMBALI MEMANDANG KRISTUS.

(dari renunganharian)

Tuesday 16 October 2012

BUKAN KANSER PERAMPASNYA


Mazmur 51Buatlah aku gembira lagi karena keselamatan daripada- Mu, berilah aku hati yang rela untuk taat kepada-Mu. (Mazmur 51:14 )
Saya hampir tidak percaya apa yang saya lihat. Wajah yang bersinar penuh sukacita di depan saya adalah seorang pasien kemoterapi karena kanker getah bening stadium empat yang dideritanya. Terakhir kami bertemu wajahnya suram bukan main, dan napasnya sesak karena 80 persen paru-parunya penuh sel kanker. Kini, dengan leluasa ia bertutur bagaimana Tuhan memakai kondisi sulit itu untuk membongkar banyak kepahitan, kebencian, dan masalah-masalah yang tertimbun di hatinya. Ketika semua itu dibereskan, sukacita mengalir deras, dan ajaibnya, kondisi fisiknya ikut mengalami kemajuan. Perebut sukacita yang sesungguhnya sudah disingkirkan.

Kisahnya mengingatkan saya pada Daud yang kehilangan sukacita ketika ia berbuat dosa. Dalam Mazmur pengakuannya, ia melukiskan bagaimana dosa yang dipendam membuat batinnya bergumul, dan tulangnya remuk (ayat 5, 10). Ketika dosa dibereskan, Daud kembali menjadi orang yang berbahagia (bandingkan Mazmur 32:1-2), dan kebaikan-kebaikan Allah spontan mengalir dari bibirnya (ayat 15-16). Daud sadar bahwa sukacita itu sangat erat kaitannya dengan Roh Tuhan yang berdiam dalam dirinya (ayat 13). Kerelaan untuk taat juga merupakan karya Roh Tuhan (ayat 14).

Apakah hari ini Anda sedang kehilangan sukacita? Salah satu perampas sukacita adalah dosa. Periksalah apakah ada kebencian, kepahitan, ketidakmauan mengampuni, atau dosa lain yang belum dibereskan di hadapan Tuhan. Akui dan tinggalkan dosa. Biarkan Tuhan memerdekakan Anda, dan memberikan buah-buah sukacita melalui kehadiran Roh-Nya.—ELS 
DALAM HUBUNGAN YANG HARMONIS DENGAN TUHAN,
SITUASI SULIT TAK BERKUASA MERAMPAS SUKACITA KITA.

(dari renunganharian)

Monday 15 October 2012

DENGAN TEPAT




Hendaklah engkau berusaha sungguh-sungguh supaya diakui oleh Allah sebagai orang yang layak bekerja bagi-Nya. Berusahalah supaya engkau tidak malu mengenai pekerjaanmu, melainkan mengajarkan dengan tepat ajaran-ajaran benar dari Allah. —2 Timotius 2:15 BIS

Baru-baru ini saya membaca tentang betapa mudahnya seseorang menyalahgunakan maksud Alkitab. Kita berusaha memakai ayat Alkitab untuk mendukung apa yang kita yakini sebagai kebenaran daripada memperkenankan ayat itu berbicara kepada kita sesuai dengan maksud yang dikehendaki Allah. Ada pihak yang memakai Alkitab untuk membela satu sisi dari suatu masalah, sementara pihak lain memakainya untuk menyerang masalah yang sama. Kedua pihak mengutip Alkitab untuk mendukung pandangan mereka, tetapi keduanya belum tentu benar.
Ketika kita menggunakan firman Allah, penting bagi kita untuk berketetapan mengatakan tidak lebih dan tidak kurang dari apa yang dimaksudkan ayat tersebut. Jika kita menyalahgunakan firman Allah, kita dapat salah menjelaskan maksudnya, yang pada akhirnya kita salah menggambarkan karakter Allah. Inilah alasan mengapa Paulus menantang Timotius, “Hendaklah engkau berusaha sungguh-sungguh supaya diakui oleh Allah sebagai orang yang layak bekerja bagi-Nya. Berusahalah supaya engkau tidak malu mengenai pekerjaanmu, melainkan mengajarkan dengan tepat ajaran-ajaran benar dari Allah” (2 Tim. 2:15 BIS). Prioritas utama bagi para pekerja Kristus yang layak dan tidak malu adalah menafsirkan firman Allah dengan akurat (“mengajarkan dengan tepat”). Ketika mempelajari Alkitab, kita dapat bergantung kepada Roh Kudus yang menginspirasikan firman itu untuk memberi kita pengertian dan hikmat.
Melalui perkataan dan perbuatan kita, kita beroleh kesempatan untuk menjelaskan firman Allah dengan cara yang mencerminkan isi hati Allah. Itulah salah satu kehormatan terbesar dalam hidup seorang Kristen. —WEC

Bapa, terima kasih karena Engkau memberikan firman-Mu untuk
memandu hidup kami. Kiranya kami memperhatikan dan mempelajarinya
dengan cermat sebagaimana seharusnya, menerapkannya
dalam hidup sehari-hari melalui perbuatan dan sikap kami. Amin.
Pelajarilah firman Allah dengan cermat.











(dipetik dari renunganharian)

Sunday 14 October 2012

MENYELAMI FIKIRAN TUHAN


 2 Petrus 1:16-21... sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah. (2 Petrus 1:21)
Mungkin seperti saya, Anda pernah berharap bisa mendengar Tuhan menyatakan diri secara supernatural. Bukankah Tuhan telah berbicara secara langsung kepada Abraham, Musa, dan Paulus; mengutus malaikat untuk memberitahukan rencana-Nya pada Gideon dan Maria; memberi penglihatan khusus kepada Yakub serta Petrus? Namun, kenyataannya, Dia tidak menyatakan diri dengan cara demikian pada setiap orang. Lalu, bagaimana kita bisa menyelami pikiran Tuhan dan hidup sesuai kehendak-Nya? Nasihat yang tentu sering kita dengar: bacalah Alkitab! Benarkah Alkitab dapat mewakili pikiran-pikiran Tuhan?

Rasul Petrus tampaknya menghadapi pertanyaan serupa sehingga ia menegaskan bahwa Alkitab tidak dihasilkan oleh manusia (ayat 21). Alkitab dapat dipercaya karena ditulis oleh ilham Roh Kudus (ayat 19, 21). Atas dorongan Roh Kudus juga, para rasul termasuk dirinya, menyampaikan apa yang dinyatakan oleh Kristus sendiri, yang ternyata sesuai dengan nubuat para nabi (ayat 16-19, 21). Ada hal-hal yang belum dinyatakan Tuhan Yesus semasa di dunia karena ketidaksiapan para murid, namun Roh Kudus akan memberitahukan hal-hal itu kepada mereka pada saat yang tepat (lihat Yohanes 16:12-15).

Tanpa membatasi Tuhan yang dapat menyatakan diri dengan segala macam cara, satu hal yang pasti, Dia telah menyatakan Pribadi dan karya-Nya dalam Alkitab. Roh Kudus sendiri yang menuntun penulisan Alkitab dalam sejarah yang panjang dan memeliharanya hingga sekarang. Jika kita memang rindu menyelami pikiran-pikiran Tuhan, mengapa kita tidak bertekun mempelajari karya tulis Roh Kudus ini?—JOE
KARENA DITULIS OLEH ROH KEBENARAN,
KITA DAPAT MEMERCAYAI ALKITAB SEBAGAI FIRMAN TUHAN.

(dari renunganharian)

Friday 12 October 2012

RASA MIKHA


 Mikha 3:1-12Tetapi aku ini penuh dengan kekuatan, dengan Roh Tuhan, dengan keadilan dan keperkasaan, untuk memberitakan kepada Yakub pelanggarannya dan kepada Israel dosanya. (Mikha 3:8)
Bayangkanlah seorang pria berjalan tanpa alas kaki dan melakukan demo di depan publik. Dengan penuh emosi ia memberitahu semua orang untuk berduka karena masa penghukuman Tuhan akan segera tiba. Ia menyampaikan kritik pedas terhadap para pemimpin negara dan agama. Mereka digambarkannya sebagai kanibal dan penerima suap. Apakah Anda kagum atau justru mencibir?

Alasan Mikha, nabi yang melakukan demo mengesankan saya. Ia sendirian, bukan sedang ikut-ikutan dalam unjuk rasa yang tak jelas. Ia tidak sedang mencari perhatian karena agenda politik tertentu. Ia meratap (lihat pasal 1:8) karena sedih melihat perilaku bangsanya yang mendukakan hati Tuhan, dan mengajak semua orang turut gelisah dengan kondisi itu. Bagaimana bisa orang dengan santainya melihat hal-hal yang jahat tanpa merasa terganggu? Mikha memiliki kesadaran bahwa Roh Tuhan sangat tidak senang dengan kondisi bangsanya. Roh Tuhan tidak hanya menggelisahkannya, tetapi mendorongnya untuk tidak tinggal diam, memberinya kekuatan untuk bicara di depan publik (ayat 8). Bangsanya harus berpaling kepada Tuhan!

Roh Tuhan tidak berubah dari dulu hingga sekarang. Dia memberikan pengertian akan kebenaran dan dengan terang-terangan menunjukkan pelanggaran. Mungkin hari ini Dia juga sedang menegur kita, menggelisahkan kita karena hidup tenang-tenang saja di tengah kubangan dosa. Mungkin Dia menghendaki kita bertindak dan mengupayakan sebuah perubahan di tengah lingkungan tempat tinggal kita. Maukah kita mendengarkan-Nya? Bersediakah kita dengan rendah hati memohon pengampunan dan tuntunan- Nya, baik bagi diri sendiri maupun komunitas kita?—LAN
ADAKAH KEGELISAHAN DI HATI
ATAS HAL-HAL YANG TIDAK ROH TUHAN SENANGI?

(dari renunganharian)

Thursday 11 October 2012

HIDUP DIPIMPIN ROH


Roma 8:1-17Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh. (Roma 8:5 )

Mungkin Anda pernah mengikuti seminar-seminar untuk melatih pikiran. Para ahli mengklaim bahwa orang dapat hidup lebih baik, lebih sehat, lebih berhasil, jika pikiran kita positif. Pola berpikir orang-orang yang sukses dipelajari agar dapat ditiru, dan sukses mereka juga dialami. Banyak juga yang bahkan bersemangat belajar cara mengendalikan pikiran orang lain.

Tampaknya Paulus juga berbicara tentang pengendalian pikiran dalam Roma 8. Kata “keinginan” dalam bagian ini diterjemahkan dari kata Yunani phronema, yang berarti cara pikir atau pikiran. Namun, Paulus tidak mendorong jemaat Roma untuk mengikuti pola pikir mereka sendiri atau orang tertentu. Menurutnya, keinginan daging atau pikiran manusia tidak dapat diandalkan (ayat 6-8). Manusia hanya bisa berkenan pada Allah ketika melakukan keinginan Roh atau pikiran Allah (ayat 5, 13). Dan hal itu berarti hanya Roh Allah sendiri yang dapat mengendalikan pikiran manusia untuk hidup seturut kehendak-Nya.

Pernahkah dua skenario berikut kita alami? Keduanya tampak serupa, tetapi tidak sama. Kita melatih diri berpikir positif dengan metode tertentu, lalu berdoa mohon Tuhan memberkati kita dalam melakukannya. Atau, kita mengakui ketidakberdayaan kita, bersyukur atas kehadiran Roh Kudus, dan mohon pengarahan- Nya. Yang pertama mengandalkan diri sendiri dan minta Tuhan mengikuti. Yang kedua menempatkan diri dalam kesiapan dipimpin oleh Roh Allah, karena percaya bahwa Dia adalah Tuhan yang sungguh hidup, dan sadar bahwa hanya Dialah yang bisa menuntun kita memikirkan kehendak-Nya. Manakah yang lebih mewakili keyakinan dan sikap kita?—HAN 
HIDUP DIPIMPIN OLEH ROH TUHAN BERARTI MEMPERSILAKAN DIA
MENGGANTI PIKIRAN-PIKIRAN KITA DENGAN PIKIRAN-PIKIRAN-NYA.

(dipetik dari renunganharian)