Monday, 29 October 2012

AMANAT AGUNG


Matius 28:16-20Karena itu, pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. (Matius 28:19-20a)
Ucapan Yesus di akhir pelayanan-Nya di bumi tentulah sangat penting. Dia bisa memilih mengatakan hal lain, tetapi kalimat-kalimat inilah isi hati dan fokus-Nya. Ini bukan sekadar curahan hati, melainkan sebuah amanat dari Pribadi yang berkuasa atas alam semesta. Seberapa sering kita yang mengaku pengikut Yesus telah merenungkan dan melakukannya?

Mari memikirkan amanat ini bersama. Pertama-tama, Yesus menghendaki para murid-Nya untuk pergi, melakukan sesuatu, tidak tinggal diam di zona nyaman. Mereka harus mengambil inisiatif, berusaha sedemikian rupa, agar orang lain juga dapat menjadi murid Yesus seperti mereka. Caranya? Dengan membaptis danmengajar. Dengan dibaptis, seseorang memutuskan untuk meninggalkan cara hidup yang lama dan menggantungkan diri sepenuhnya pada anugerah Allah. Dengan diajar, ia belajar untuk mencerminkan pengajaran dan kehidupan Kristus, yang kini menjadi Tuhan dan Juru Selamatnya. Orang dengan kualitas murid ini harus dihasilkan di semua bangsa, atau lebih tepatnya, semua suku bangsa. Ketika diajar melakukan segala perintah Kristus, artinya para murid baru ini juga harus mengulangi proses yang sama: pergi, menjadikan murid dengan membaptis dan mengajarkan semua perintah Kristus.

Amanat Yesus menegaskan apa yang Dia kehendaki dari para murid-Nya. Kita tidak dipanggil untuk sekadar menjadi jemaat yang aktif dalam persekutuan dan kegiatan sosial. Kita diperintahkan untuk menghasilkan murid dari segala suku bangsa! Mari periksa lagi semua kesibukan kita sebagai seorang kristiani. Adakah kita sedang menaati amanat Yesus?—PBS 
AMANAT TERAKHIR-NYA SEHARUSNYA
MENJADI PERHATIAN KITA YANG TERUTAMA.

(dari renungan harian)

Sunday, 28 October 2012

MEMBERI PENGARUH


Matius 9:36 : "Tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka"
Kisah Elizabeth sangatlah menyentuh. Setelah mengalami suatu peristiwa yang sangat memalukan dirinya di Massachusetts, Elizabeth naik bus ke New Jersey untuk menyembunyikan rasa malunya. Karena terisak-isak tanpa terkendali, ia tidak memperhatikan bahwa bus itu telah berhenti di suatu tempat. Ada seorang penumpang pria yang sama sekali tak dikenal Elizabeth telah duduk di belakangnya sepanjang perjalanan. Ketika pria itu akan turun dari bus, tiba-tiba ia berhenti, berbalik, dan berjalan mendekati Elizabeth. Ia melihat air mata Elizabeth lalu memberikan Alkitabnya seraya berkata bahwa mungkin Elizabeth membutuhkan Alkitab itu. Pria itu benar. Elizabeth tidak hanya membutuhkan Alkitab, ia juga memerlukan Kristus yang disebutkan di dalam Alkitab. Sebagai dampak dari tindakan belas kasihan yang sederhana dari seorang asing yang murah hati itu, Elizabeth menerima Kristus sebagai Juruselamatnya.
Yesus adalah teladan kita dalam hal berbelaskasihan. Di Matius 9, kita membaca, “Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala” (ay.36). Tuhan kita tidak hanya memperhatikan derita dan rasa sakit dari orang yang hancur hati, Dia juga menanggapinya dengan menantang pengikut-Nya untuk berdoa kepada Bapa supaya mengirim pekerja untuk menolong mereka yang menderita dan menjawab kebutuhan dunia yang sekarat ini (ay.38).
Dengan Kristus sebagai teladan, kita dapat memiliki hati yang berbelaskasihan bagi orang-orang yang tak bergembala dan terdorong untuk memberikan pengaruh dalam hidup sesama. —WEC
Bapa, buka mataku untuk melihat penderitaan dan pergumulan
orang lain. Lalu buka hatiku untuk menanggapi mereka
sehingga melalui diriku mereka bisa melihat
Engkau dan kasih-Mu. Amin.
Dunia yang putus asa membutuhkan orang-orang Kristen yang peduli.

(dipetik dari renunganharian)

Friday, 26 October 2012

TERMASUK WANITA ITU?


Bukankah demikian juga Rahab, pelacur itu, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya? —Yakobus 2:25
Seandainya Anda melihat silsilah keluarga Anda dan menemukan keterangan ini tentang nenek buyut Anda: “Seorang pelacur, ia menyembunyikan musuh dari pemerintah di rumahnya. Ketika ditanya pihak berwenang, ia berdusta tentang hal itu.”
Bagaimana sikap Anda terhadap nenek buyut Anda? Menyembunyikan cerita tentang dirinya dari siapa pun yang bertanya tentang keluarga Anda? Atau sebaliknya menyanjung dan menghargainya sebagai bagian dari legenda kisah keluarga Anda?
Mari berkenalan dengan Rahab. Jika yang kita ketahui mengenai Rahab hanyalah apa yang tertulis dalam Yosua pasal 2, mungkin kita akan memasukkan Rahab dalam kelompok pengkhianat dan pemberi teladan yang buruk dalam Alkitab. Namun kisahnya tidak berhenti di sana. Matius 1:5-6 mengungkapkan bahwa Rahab adalah nenek buyut Raja Daud—dan Rahab masuk dalam silsilah keluarga Juruselamat kita, Yesus. Dan masih ada lagi. Ibrani 11:31 menyebut Rahab sebagai seorang wanita beriman yang diselamatkan dari runtuhnya kota Yerikho (lih. Yos. 6:17). Dalam Yakobus 2:25, tindakan penyelamatan yang dilakukan Rahab disebutkan sebagai bukti dari kebenaran imannya.
Demikian menakjubkannya kasih Allah. Dia dapat memilih orang dengan reputasi yang buruk, mengubah hidup mereka, dan menjadikan mereka sebagai teladan dari kasih dan pengampunan-Nya. Jika Anda merasa terlalu buruk untuk dapat diampuni atau jika Anda mengenal seseorang yang mempunyai perasaan seperti itu, bacalah kisah Rahab dan bersukacitalah. Jika Allah dapat menjadikan Rahab sebagai mercusuar kebenaran, ada pengharapan bagi kita semua. —JDB
Harga penebusan telah dibayar Juruselamat kita
Saat semua dosa kita ditanggung oleh-Nya;
Dia memikul kesalahan dan rasa malu kita
Sehingga kita bisa memuliakan nama-Nya. —D. De Haan
Besar atau kecil dosa-dosa kita, Yesus sanggup mengampuni semuanya.

(dipetik dari renunganharian)

Wednesday, 24 October 2012

BIBIT UNGGUL


Matius 4:18-22Yesus berkata kepada mereka, “Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.” (Matius 4:19)
Menjelang tahun ajaran baru banyak sekolah atau perguruan tinggi mengadakan seleksi penerimaan siswa atau mahasiswa baru. Mereka berlomba mencari bibit unggul yang akan dididik selama beberapa waktu. Dalam seleksi tersebut beberapa orang sudah disingkirkan sedari awal karena mereka dianggap tidak memenuhi syarat dan diprediksi tidak akan berhasil. Ini sebuah penghakiman yang muncul dari sikap pesimis akan kemampuan calon peserta didik.

Ketika Tuhan Yesus akan memilih murid tentu Dia memiliki beberapa pertimbangan. Dia memiliki rencana besar atas dunia ini yang akan diteruskan oleh para murid-Nya. Namun anehnya, untuk tugas sepenting itu Dia tidak melangkahkan kaki-Nya ke tempat di mana biasanya para bibit unggul berkumpul. Dia tidak ke “sekolah teologia” setempat untuk mencari beberapa murid terbaik. Dia pergi ke tepi danau dan bertemu dengan beberapa nelayan. Dia menjumpai orang-orang yang sederhana baik dalam hal pendidikan maupun pekerjaan. Dengan optimis Dia memanggil mereka untuk dibentuk seperti yang Dia mau. Dia mengenal potensi yang diberikan Allah di balik kesederhanaan mereka.

Mungkin Anda pesimis karena merasa bukan “bibit unggul”. Tuhan dapat membentuk dan memakai Anda! Mungkin Anda merasa kurang semangat bahkan putus asa apabila diminta menolong atau memimpin orang yang tampaknya kurang memiliki masa depan cerah. Orang-orang yang mungkin sangat sederhana dan rasanya akan lamban untuk bergerak maju. Pandanglah potensi yang diletakkan Allah di balik kesederhanaan itu. Lihatlah bagaimana Dia berkarya ketika kita dengan tekun dan bersungguh hati mengerjakan bagian kita untuk membimbing mereka.—PBS 
SERINGKALI MELALUI ORANG-ORANG YANG SEDERHANA DAN BIASA,
ALLAH MEMILIH UNTUK BEKERJA SECARA LUAR BIASA.

(dipetik dari renunganharian)

Tuesday, 23 October 2012

FASIH TETAPI RENDAH HATI


" Ia membimbing orang-roang yang rendah hati menurut hukum dan Ia mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati: - Mazmur 25:9
Saya mengagumi orang-orang yang mampu menyampaikan keyakinannya melalui ucapan dan membujuk orang lain dengan keahlian mereka berbicara. Beberapa orang menyebutnya sebagai “karunia untuk berbicara” atau “cakap berkata-kata”. Yang lain menyebutnya “kefasihan.”
Apolos memiliki karunia tersebut. Dinyatakan kepada kita bahwa Apolos adalah “seorang yang fasih berbicara dan sangat mahir dalam soal-soal Kitab Suci” (Kis. 18:24). Namun, meski mengajar secara akurat tentang Kristus, ia berkhotbah hanya tentang baptisan Yohanes yang merupakan baptisan pertobatan dari dosa (ay.25; 19:4).
Apolos mengetahui tentang pengajaran Yesus, tetapi ia mungkin belum mengetahui tentang kematian dan kebangkitan-Nya, dan bahwa Roh Kudus telah datang (Kis. 2). Pengajaran Apolos tidaklah lengkap karena ia tidak mengetahui tentang kepenuhan Roh Kudus yang menjadi sumber kekuatan setiap hari.
Oleh karena itu, Priskila dan Akwila, sepasang suami-istri sahabat Paulus, mengundang Apolos ke rumah mereka untuk mengoreksi pengajaran Apolos. Meski mengenyam pendidikan tinggi dan memahami seluk-beluk Alkitab, Apolos dengan rendah hati menerima pengajaran dari kedua tuan rumahnya. Sebagai hasilnya, Apolos dapat melanjutkan pelayanannya dengan pemahaman yang baru.
Mazmur 25:9 mengingatkan kita bahwa Allah “membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan Ia mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati.” Jika kita rendah hati, kita dapat diajar Allah dan dipakai untuk menjangkau hidup orang lain. —CHK
Makin serupa Yesus, Tuhanku,
Inilah sungguh kerinduanku;
Makin bersabar, lembut dan merendah,
Makin setia dan rajin bekerja. —Gabriel
(Nyanyikanlah Kidung Baru, No. 138)
Di mana ada kerendahan hati, di situ ada kekuatan.

dipetik dari ourdailybread(indonesian)

Monday, 22 October 2012

MENDOAKAN KERINDUANNYA


 Yehezkiel 36:33-38“... Aku menginginkan, supaya kaum Israel meminta daripada- Ku apa yang hendak Kulakukan bagi mereka ...”(Yehezkiel 36:37)
Menjelang akhir bulan Juli 2012, dunia dihebohkan oleh peristiwa berdarah di sebuah bioskop di Amerika. Tiga orang Indonesia ikut menjadi korban. Jaringan doa Hollywood mengirimkan pesan bagi segenap tubuh Kristus untuk berdoa:

“Tuhan terkasih, kami sangat berduka atas kejadian penembakan di Aurora, Colorado, saat pemutaran film The Dark Knight Rises. Kami mohon Tuhan menjamah para korban penembakan dan menyembuhkan mereka. Hiburkanlah segenap keluarga dan sahabat dari mereka yang meninggal dan terluka. Kami percaya Engkau bekerja dalam segala sesuatu, termasuk peristiwa ini, untuk mendatangkan kebaikan bagi semua yang terlibat. Engkau juga dapat menggantikan segala ketakutan dengan damai sejahtera dan kasih-Mu.... Kami berdoa untuk James Holmes, penembak berusia 24 tahun itu. Tuhan, kami tahu betapa besar pengaruh media, dan mohon Tuhan menolong agar masyarakat kami dapat berhikmat dalam memilih tontonan mereka. Kami berdoa agar film-film tidak akan lagi dipakai untuk memperluas pengaruh si jahat, tetapi akan digunakan sebagai sarana untuk membawa manusia mendekat pada-Mu, memberi inspirasi, menunjukkan hal-hal yang baik, indah, dan benar dalam dunia ini....”

Pernahkah kita merasa, untuk apa mendoakan hal-hal yang tidak berkaitan langsung dengan kita? Itu urusannya Tuhan dan orang-orang di sana. Alkitab memberitahu kita, seperti Tuhan ingin bangsa Israel “meminta” pembaruan yang sudah jelas akan dilakukan-Nya bagi negerinya serta bagi bangsa-bangsa lain, demikian juga Tuhan ingin kita terlibat dengan “kerinduan-kerinduan hati-Nya” digenapi dalam segala bidang kehidupan.—LAN 
KERINDUAN TUHAN APA YANG MEWARNAI DOA KITA HARI INI?

(dipetik dari renunganharian)

Sunday, 21 October 2012

MEMBERI PERHATIAN


 1 Korintus 12:12-31Kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus, dan terhadap anggota-anggota kita yang kurang layak diperlihatkan, kita berikan perhatian khusus. (1 Korintus 12:23)
Apa yang dapat dilakukan oleh seorang penderita gangguan jiwa? Mungkin banyak yang mengabaikan mereka, karena dianggap tidak berguna. Namun tahukah Anda bahwa William Cowper, pencipta lagu himne terkenal, There Is A Fountain Filled With Blood (Kidung Jemaat No. 35: Tercurah Darah Tuhanku), adalah seorang yang pernah menderita depresi berat? Berkali-kali ia mencoba bunuh diri hingga ia pernah dirawat di rumah sakit jiwa. Di sanalah ia membaca Alkitab dan bertobat. Semasa hidup, Cowper menulis 68 syair lagu rohani, banyak di antaranya masih dinyanyikan gereja hingga hari ini. Salah satu yang memengaruhi pertumbuhannya adalah kasih John Newton, gembala di gerejanya, yang terus memberi dorongan, dan mengajaknya melayani Tuhan.

Apa yang dilakukan Newton merupakan contoh konkret sikap saling menolong dalam tubuh Kristus, seperti yang diilustrasikan Paulus. Tiap anggota tubuh telah ditentukan Allah memiliki fungsi dan tempatnya masing-masing (ayat 18). Tak ada yang dapat berdiri sendiri. Bagian yang tampak paling lemah bahkan punya peran yang sangat penting (ayat 22). Yang tampak tidak elok, justru harus lebih diperhatikan, bukan diabaikan, apalagi disingkirkan. Dengan saling memperhatikan, masalah dalam tubuh dapat dihindari, karena tiap anggota dapat memenuhi fungsinya dengan baik (ayat 25).

Memberi perhatian, mengasihi dan menghormati mereka yang tampaknya lemah; yang kurang terampil dan tidak pandai, merupakan kehendak Kristus bagi anggota-anggota tubuh-Nya. Alangkah indah dan eratnya persekutuan umat percaya jika setiap kita melakukannya. Kita bisa memulainya hari ini.—HEM 
PERSAUDARAAN DI DALAM KRISTUS AKAN MAKIN TANGGUH
JIKA KITA SEDIA MENOLONG SAUDARA YANG LEMAH DAN RAPUH.

(dari renunganharian)